Rabu, 22 Januari 2014

Mengapa Perusahaan Perlu Memperhatikan Perilaku Masyarakat


MENGAPA PERUSAHAAN PERLU MEMPERHATIKAN PERILAKU KONSUMEN
Nama: Mahdi Muzakar
Npm: 14211247
Kelas: 3EA07

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat, ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta berusaha memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi perusahaan  pesaing. Seorang pemasar dituntut mampu menciptakan strategi pemasaran yang tepat dalam rangka persaingannya dengan perusahaan lain. Pemasar juga harus menciptakan produk yang mampu mengkarakteristikkan diri agar konsumen mengenal produk-produk yang dipasarkan oleh perusahaan tersebut. Untuk mengantarkan identitas perusahaan agar mudah dikenal konsumen, merek menjadi hal yang sangat penting.
Dalam mengenal Produsen kita perlu mempelajari prilaku produsen  sebagai perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Suatu metode didefinisikan sebagai suatu wakil realitias yang di sederhanakan. Model perilaku produsen dapat didefinisikan sebagai suatu sekema atau kerangka kerja yang di sederhanakan untuk menggambarkan aktiviras-aktiviras produsen. Model perilaku produsen dapat pula di artikan sebagai kerangka kerja atau suatu yang mewakili apa yang di yakinkan Produsen dalam mengambil keputusan menjual dan mencari keuntungan
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa  tujuan dan manfaat yang diperoleh perusahaan atau produsen dalam memperhatikan perilaku konsumen atau masyarakat
2. Apakah perilaku konsumen sangat besar peranannya dalam meningkatkan daya beli konsumen terhadap suatu produk.
3. Apakah pengertian dari perilaku konsumen dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi perilaku konsumen

1.3. Tujuan Penulisan
Untuk menganalisa tujuan dan manfaat utama yang diperoleh perusahaan atau produsen dalam memperhatikan perilaku konsumen atau masyarakat.


1.4. Manfaat Penulisan
1.      Hasil penulisan ini bisa bermanfaat bagi perusahaan atau produsen sebagai alat untuk memahami perilaku konsumen.
2.      Hasil penulisan makalah  ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman penulis  tentang alasan perusahaan perlu memahami perilaku konsumen dan hal-hal apa  yang perlu diperhatikan produsen  dalam memperhatikan perilaku konsumen.
  

  BAB II  
Pembahasan

2.1 perilaku konsumen
Perilaku konsumen adalah sebuah respon dari seorang konsumen ketika mencari suatu produk, perilaku konsumen dapat berupa rasa puas atau kecewa.
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal merupakan penyebab konsumen memilih suatu produk yang berasal dari diri sendiri. Hal-hal yang termasuk faktor internal adalah kebutuhan, keinginan, konsep diri, religi/kepercayaan, dan mental. Kebutuhan dan keinginan berkaitan dengan teori hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow di mana setelah kebutuhan terpenuhi maka seseorang akan berusaha memenuhi keinginannya. Konsep diri merupakan konsep pemikiran seseorang atas dirinya sendiri yang membuat ia menentukan produk apa yang dia butuhkan. Kepercayaan seseorang akan sesuatu membuat dirinya merasa harus memenuhi hal tersebut salah satunya dengan membeli sebuah produk. Faktor internal terakhir adalah mental yaitu keadaan psikologis seseorang.
Selain faktor internal, terdapat pula faktor eksternal yaitu keadaan ekonomi, kebudayaan, lingkungan, demografis, sosiologis, politis dan IPTEK. Hal-hal tersebut merupakan komponen yang berkaitan dengan kehidupan manusia yang mempengaruhi kebutuhan dan keinginannya.
Perilaku pelanggan sangat penting untuk diperhatikan oleh sebuah perusahaan. Hal tersebut dikarenakan perilaku pelanggan memiliki pengaruh terhadap perusahaan seperti karakteristik diri pelanggan berpengaruh terhadap respon beli konsumen. Selain itu pelanggan yang kecewa terhadap produk yang diberikan oleh perusahaan dapat melakukan respon ketidakpuasan. Respon ketidakpuasan sendiri terdiri dari tiga jenis yaitu Voice Response, Private Response, dan Party Response. Voice Response adalah respon di mana pelanggan tidak nyaman akan produk yang didapatkannya ia akan kecewa dan langsung melakukan pengaduan atas keluhannya terhadap perusahaan langsung, contohnya ketika sinyal telepon selular mengalami gangguan ia akan langsung menelepon kepada layanan Call Service operatornya. Private Response yaitu ketika pelanggan kecewa ia akan menceritakan kekecewaannya dan keluhannya atas produk yang ia gunakan kepada lingkungan atau orang terdekatnya seperti keluarga, teman, dan kerabat. Hal ini membuat perusahaan dan produknya mendapatkan citra yang buruk di mata lingkungannya. Respon ketidakpuasan terakhir adalah Party Response yaitu ketika seseorang mengalami kekecewaan dan keluhan atas produk ia akan langsung melakukan jalur hukum atas kerugian yang diterimanya dan mengungkapkan kekecewaannya kepada media massa.
Adapun proses keputusan membeli terdiri dari beberapa tahap yang dimulai dengan pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif, dan keputusan membeli. Setelah membeli produk maka akan ada perilaku pasca pembelian yang terdiri dari kepuasan pasca pembelian dan ketidakpuasan pasca pembelian.
Kepuasan pasca pembelian dapat dilakukan dengan menceritakan pengalamannya setelah menggunakan produk, manfaat yang diperoleh, atau memberikan testimoni positif kepada perusahaan. Sedangkan ketidakpuasan pasca pembelian dapat ditunjukkan dengan tidak menggunakan kembali produk, mengembalikan produk, atau melakukan pengaduan.

2.2  perilaku konsumen dalam bisnis
Pemahaman mengenai perilaku konsumen sangatlah penting dalam pemasaran. Menurut Engel, et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk keputusan mendahului dan menyusuli tindakan ini. Terdapat dua elemen penting dari arti perilaku konsumen, yaitu: proses pengambilan keputusan, kegiatan fisik yang melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa ekonomis (Swastha, 1990). 
Pemahaman akan perilaku konsumen cerdas dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Ke dua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ke tiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. 
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.Dan juga dapat memberikan gambaran kepada para pemasar dalam pembuatan produk,pnyesuaian harga produk,mutu produk,kemasan dan sebagainya agar dalam penjualn produknya tidak menimbulkan kekecewaan pada pemasar tersebut.


2.3 Tujuan Perusahaan Dalam Memperhatikan Konsumen
Seorang konsumen melihat pasar dari dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang pertama adalah sudut pandang yang setuju dengan manfaat yang dijanjikan oleh pasar, sementara sudut pandang yang lain adalah sudut pandang yang menitik beratkan pada biaya atau pengorbanan yang harus diberikan pelanggan sebagai kompensasi untuk memperoleh manfaat tersebut.
Begitu pun sebuah perusahaan manfaat dan/atau kompensasi tersebut berbeda-beda baik secara ekonomi maupun secara emosi. Apapun sudut pandang pelanggan, hal ini harus mendapat perhatian. Hal inilah yang dimaksud dengan nilai konsumen, yaitu perbedaan antara manfaat yang diberikan pasar dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat tersebut.
Membangun hubungan dengan pelanggan membutuhkan peran serta seluruh pihak dalam perusahaan untuk menyediakan nilai konsumen sebelum dan sesudah terjadi proses jual beli. Bagian akuntansi tidak dapat bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa dan menyerahkan pada bagian penjualan apabila ada masalah dengan bon pelanggan, atau bahkan menganggap bahwa hal tersebut merupakan kesalahan pelanggan.
Hubungan jangka panjang dengan konsumen dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan, kecuali semua orang bekerja sama dengan benar untuk kepentingan konsumen.
Mengapa produsen perlu memperhatikan pola perilaku konsumen ? dikarenakan , hubungan produsen/perusahaan dan konsumen saling ketergantungan, perusahaan memproduksi produk dan konsumen membelinya, perusahaan sebagai pihak produsen memantau produk apa yang diinginkan konsumen masa kini, inilah penyebab bahwa pentingnya peran produsen/perusahaan bagi konsumen.


 BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
Suatu perusahaan merupakan tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi, Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Perusahaan dan konsumen memiliki hubungan yang saling ketergantungan dan mengikat, perusahaan sebagai pihak produsen memproduksi suatu produk dan konsumen sebagai pemakai produk tersebut, peran perusahaan dalam memperhatikah perilaku masyarakat sangat-sangat penting, dimana perusahaan sebagai pihak produsen memantau produk apa yang diinginkan atau disukai oleh konsumen, sebagai imbalan perusahaan memproduksi produk untuk memperoleh laba/keuntungan.



Daftar Pustaka
2.      Academia.edu/rangkuman-manajemen-pemasaran-phillip-kottler-edisi-2011.html .
4.      Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen, cetakan pertama, Graha Ilmu, Jakarta.














Daftar Pustaka
2.      Academia.edu/rangkuman-manajemen-pemasaran-phillip-kottler-edisi-2011.html .
4.      Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen, cetakan pertama, Graha Ilmu, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar