Kamis, 17 November 2011

tugas IBD (Mahdi Muzakar_1EA13/14211247)

Tugas IBD - Manusia dan Keadilan

 5.1 Pendahuluan


Keadilan, yah hanya satu kata, tetapi satu kata ini penuh arti ini sangat sulit ditemukan di negeri kita Indonesia ini. Ya, padahal dalam dasar Negara kita pancasila pun telah disebutkan pada sila ke 5 “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Berarti sejak awal Indonesia didirikan sejak 17 Agustus 1945, Pemerintah saat itu telah menghendaki keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Tetapi pada praktiknya keadilan itu sangat sulit ditemukan bagi rakyat yang berada pada kalangan ekonomi menengah ke bawah. Pada tulisan ini kami, akan lebih banyak membahas tentang Pengertian Nama Baik dan Hakikat Pemulihan Nama Baik.

5.2 Pengertian Nama Baik
Secara bahasa, Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Pada hakikatnya semua orang yang lahir di dunia ini pasti mempunyai nama baik atau good will. Nama baik sangat penting di jaga oleh pemiliknya, karena nama baik sangat erat hubungannya dengan kehormatan diri dan kebanggaan batin. Terlebih lagi jika kita menjadi pemimpin atau teladan bagi orang lain, tentu akan menjadi kebanggaan batin tersendiri bagi si pemilik nama baik itu sendiri.
Ada pribahasa mengatakan “Dari pada berputih mata lebih baik berputih tulang” yang artinya Orang itu lebih memilih mati dibanding hidup dengan menanggung malu. Dari arti pribahasa yang ada di atas sungguh besarnya arti nama baik itu sehingga nyawa pun dijadikan taruhan oleh seseorang untuk menjaga nama baiknya. Ada pesan dari orang tua yaitu jagalah nama keluargamu, dan Jangan pernah membuat malu, kedua pesan itu tentu merupakan pesan orang tua kepada anak – anaknya untuk terus menjaga nama baiknya dan nama baik keluarganya. Tentu jika kita membuat malu atau kesalahan maka bukan hanya nama baik kita saja yang tercemar tetapi nama baik keluarga juga.
Pemeliharaan nama baik itu sangat erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan kita di masyarakat. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya.
Sumber : Buku IBD, Universitas Gunadarma

5.3 Hakikat Pemulihan Nama Baik
Pada hakikatnya pemulihan nama baik itu adalah kesadaran yang disadari oleh manusia karena dia melakukan kesalahan di dalam hidupnya, bahwa perbuatan yang dia lakukan tersebut tidak sesuai dengan norma – norma atau aturan – aturan yang ada di negeri ini, selain itu perbuatan yang menyebabkan hilangnya nama baik seseorang adalah karena perbuatan yang mereka lakukan itu tidak sesuai dengan aklakul karimah (akhlak yang baik menurut sifat – sifat Rasulullah SAW).
Ada tiga macam godaan yang sangat rentan terhadap tercemarnya nama baik seseorang. Tiga macam godaan tersebut adalah Derajat / pangkat, Harta, dan Wanita. Apabila seseorang tidak dapat menguasai nafsunya maka kemungkinan besar ia akan terjerumus ke jurang kenistaan karena untuk memperoleh derajat / pangkat, Harta , dan Wanita terkadang seseorang harus melakukan cara – cara yang tidak wajar tidak bersih, dan tidak sesuai dengan akhlak dan moral yang telah ditentukan oleh agamanya. Misalnya melakukan fitnah, berbohong, meyuap, mencuri, merampok, dan menempuh segala jalan yang diharamkan oleh agamanya.
Hawa nafsu dan angan – angan bagaikan sungai dan air. Hawa nafsu yang tidak tersalurkan melalui sungai yang baik, yang benar akan meluap kemana – mana yang akhirnya sangat berbahaya dan bisa menjerumuskan manusia kepada lumpur dosa.
Ada godaan halus yang dalam bahasa jawa disebut adigang, adigung, dan adiguna, yaitu membanggakan kekuasaan dan kepandaiannya. Semua itu mengandung arti kesombongan.
Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrih, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
Sumber : BUKU IBD, Universitas Gunadarma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar